Cinta
adalah makhluk dalam dunia yang kecil, bersembunyi dengan manis di hati
manusia. Cinta akan menyerebak dengan harum ketika sentuhan kecil itu
menyentuh hati tanpa ragu.
Dia
kerahmatan yang diberikan sejak pertama kali nafas ada di dunia,
bersama hembusan kasihnya menemani karpet merah kehidupan. Dia sebuah
penerimaan tanpa sebuah tuntutan, dia bukan sebuah keegoisan untuk
setiap ketidakberdayaan, tapi dia adalah penopang untuk setiap pasrah.
Dia sebuah kepasrahan jiwa, sebuah keindahan. Keikhlasan untuk terus
memberi, sehingga mendapatkan kasih dari apa yang telah diberi, dia
murni bagai air yang terus mengalir menggenangi tanah-tanah gersang.
Dia
sebuah ungkapan tanpa suara, ia terbaca dengan sikap, tatapan mata dan
melodi jeritan hati yang akan terdengar oleh hati-hati ruh yang memiliki
seribu cinta. Pecinta sejati adalah mereka yang tidak pernah menyiakan
waktu mereka untuk berujar “Aku mencintaimu”, tetapi nafas, sikap dan
tatapan mereka adalah sebuah ungkapan tanpa butuh sebuah jawaban dan
pembalasan untuk setiap cinta yang pernah dia berikan. Dia bukanlah
orang yang memuja dunia, dia memberikan ribuan cinta, kasih dan sayang
dengan tangan-tangannya dan terus meniupkan helaian demi helaian mawar
cinta untuk setiap hembus angin di sekelilingnya.
Dia kekasih yang tak perlu banyak bicara untuk sebuah jalinan kasih, dia memberikan pita-pita cinta untuk setiap kado yang akan diberikan kepada siapa yang dicintainya setiap helanya, tak pernah lelah untuk terus mencintai dan tak pernah menuntut untuk mendapatkan kesempurnaan dunia semata, tetapi ia membiarkan kekasihnya tumbuh dengan dewasa dengan cinta yang ia berikan dengan rasa.
Dia bukanlah mereka yang bodoh untuk mencintai orang-orang yang hanya bisa menuntut, meminta hak atas kesungguhan, memberikan ribuan pinta yang akan menghujamnya hingga luapan benci akan membuat untuk berhenti bersama mereka walaupun ia tak akan berhenti untuk mencinta.
Dia kekasih yang tak perlu banyak bicara untuk sebuah jalinan kasih, dia memberikan pita-pita cinta untuk setiap kado yang akan diberikan kepada siapa yang dicintainya setiap helanya, tak pernah lelah untuk terus mencintai dan tak pernah menuntut untuk mendapatkan kesempurnaan dunia semata, tetapi ia membiarkan kekasihnya tumbuh dengan dewasa dengan cinta yang ia berikan dengan rasa.
Dia bukanlah mereka yang bodoh untuk mencintai orang-orang yang hanya bisa menuntut, meminta hak atas kesungguhan, memberikan ribuan pinta yang akan menghujamnya hingga luapan benci akan membuat untuk berhenti bersama mereka walaupun ia tak akan berhenti untuk mencinta.
Mereka
yang memiliki pendirian untuk mencinta adalah pejuang dengan hati yang
tahu kepada siapa mereka akan berjalan seumur hidupnya, memberikan
kediaman terdamai untuknya dan kekasih sejatinya. Mereka yang selalu
menggenggam tangan kekasihnya dengan erat, merangkul sahabat-sahabatnya,
memberi sebuah jawaban untuk setiap pertanyaan tanpa amarah tetapi
dengan senyuman yang menyejukkan jiwa. Dia bukanlah pujangga picisan
yang berteriak tanpa asa, yang berjalan tanpa tentu arah, ia berjalan
dengan keharuman yang akan ia semerbakkan untuk membangunkan emosi
untuk saling mencintai, karena sesungguhnya manusia adalah untuk saling
mencinta…. Dia tak pernah berhenti untuk mencinta walau waktu mereka
telah habis di dunia, walau matanya tertutup dalam panggilan suci-Nya,
cintanya akan terus ada mengiringi kehidupan-kehidupan lain yang akan
terus berjalan dan yang akan mengenang semua cinta yang pernah
diberikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar